Selasa, 04 Maret 2014

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Upaya Mengembangkan Nilai, Moral, dan Sikap Remaja serta Implikasi dalam Penyelenggaraan Pendidikan

            Perwujudan nilai moral dan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Proses yang dilalui seseorang dalam pengembangan nilai-nilai hidup tertentu adalah sebuah proses yang belum seluruhnya dipahami oleh para ahli (Surakhmad, 1980: 17). Apa yang terjadi di dalam diri pribadi seseorang hanya dapat didekati melalui cara-cara tidak langsung, yakni  dengan mempelajari gejala dan tingkah laku seseorang tersebut, maupun membandingkannya dengan gejala serta tingkah laku orang lain. Di antara proses kejiwaan yang sulit untuk dipahami adalah proses terjadinya dan terjelmanya nilai-nilai hidup dalam diri individu, yang mungkin didahului oleh pengenalan nilai secara intelektual, disusul oleh penghayatan nilai tersebut, dan yang kemudian tumbuh di dalam diri sedemikian rupa kuatnya sehingga seluruh jalan pikiran, tingkah lakunya, serta sikapnya terhadap segala sesuatu di luar dirinya, bukan saja diwarnai tetapi juga dijiwai oleh nilai tersebut.
            Karena itu, ada kemungkinan  bahwa ada individu yang tahu tentang sesuatu nilai tetapi tetap menjadi pengetahuan. Tidak semua individu mencapai tingkat perkembangan moral seperti yang diharapkan, maka kita dihadapkan dengan masalah pembinaan. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan nilai, moral, dan sikap remaja adalah ;

a.      Menciptakan Komunikasi
      Dalam komunikasi didahului dengan pemberian informasi tentang nilai-nilai dan moral. Anak tidak pasif mendengarkan dari orang dewasa bagaimana seseorang harus bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai-nilai moral, tetapi anak-anak harus dirangsang supaya lebih aktif. Hendaknya ada upaya untuk mengikut sertakan remaja dalam beberapa pembicaraan dan dalam pengambilan keputusan keluarga, sedangkan dalam kelompok sebaya, remaja turut secara aktif dalam tanggung jawab dan penentuan maupun keputusan kelompok.
      Di sekolah para remaja hendaknya diberi kesempatan berpartisipasi untuk mengembangkan aspek moral misalnya dalam kerja kelompok, sehingga dia belajar tidak melakukan sesuatu yang akan merugikan orang lain karena hal ini tidak sesuai dengan nilai atau norma-norma moral.
      Kita mengetahui bahwa nilai-nilai hidup yang dipelajari memerlukan satu kesempatan untuk diterima dan diresapkan sebelum menjadi bagian integral dati tingkah laku seseorang. Dan kita ketahui pula bahwa nilai-nilai hidup yang dipelajari barulah betul-betul berkembang apabila telah dikaitkan dalam konteks kehidupan bersama.

b.      Menciptakan Iklim Lingkungan yang Serasi
      Seseorang yang mempelajari nilai hidup tertentu dan moral, kemudian berhasil memiliki sikap dan tingkah laku sebagai pencerminan nilai hidup itu umumnya adalah seseorang yang hidup dalam lingkungan yang secara positif, jujur, dan konsekuensi senantiasa mendukung bentuk tingkah laku yang merupakan pencerminan nilai hidup tersebut. Ini berarti antara lain, bahwa usaha pengembangan tingkah laku hidup hendaknya tidak hanya mengutamakan pendekatan-pendekatan intelektual semata-mata tetapi juga mengutamakan adanya lingkungan yang kodusif di mana faktor-faktor lingkungan itu sendiri merupakan penjelmaan yang kongkret dari nilai-nilai hidup tersebut. Karena lingkungan merupakan faktor yang cukup luas dan sangat bervariasi, maka tampaknya yang perlu diperhatikan adalah lingkungan sosial yang terdekat yang terutama terdiri dari mereka yang berfungsi sebagai pendidik dan Pembina yaitu orang tua dan guru.
      Para remaja sering bersikap kritis, menantang nilai-nilai dasar-dasar hidup orang tua dan orang dewasa lainnya. Ini tidak berarti mengurangi kebutuhan mereka akan suatu sistem nilai yang tetap dan memberi rasa aman kepada remaja. Mereka tetap menginginkan suatu sistem nilai yang akan menjadi pegangan dan petunjuk bagi perilaku mereka. Karena itu, orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya perlu memberi model-model atau contoh perilaku yang merupakan perwujudan nilai-nilai yang diperjuangkan.
      Untuk remaja, moral merupakan suatu kebutuhan tersendiri oleh karena mereka sedang dalam keadaan membutuhkan pedoman atau petunjuk dalam rangka mencari jalannya sendiri. Pedoman ini juga untuk menumbuhkan identitas dirinya, menuju kepribadian yang matang dan menghindarkan diri dari konflik-konflik peran yang lalu terjadi dalam masa transisi ini.
      Nilai-nilai keagaman perlu mendapat perhatian, karena agama juga mengajarkan tingkah laku yang baik dan buruk, sehingga secara psikologis berpedoman kepada agama termasuk dalam final.
      Akhirnya perlu juga diperhatikan bahwa satu lingkungan yang lebih banyak bersifat mengajak, mengundang, atau memberi kesempatan akan lebih efektif dari pada lingkungan yang ditandai dengan larangan-larangan dan peraturan-peraturan serba membatasi.


sumber : Prof. Dr. H. Sunarto dkk.2002.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

1 komentar:

  1. Baccarat - The Ultimate Guide to Playing on the Go
    Baccarat is a popular card game played by a skilled gambler. If you 바카라 사이트 유니88 win, you win the bet and you win. If you play with zero

    BalasHapus