MAKALAH
BIOLOGI UMUM
(ABKC 5102)
ASAL USUL
SPESIES SUATU ORGANISME
MENURUT
AL-QUR’AN
DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Siti
Wahidah Arsyad, M.Pd
Dra. Hj.
Noorhidayati, M.Si
Kelompok 9A
DISUSUN OLEH :
Noor Laila
(A1C213094)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
OKTOBER
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke
hadirat Allah swt karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya jualah saya dapat
menyelesaikan pembuatan makalah berjudul
“Asal-usul Spesies Suatu Organisme Menurut Al Qur’an”. sebagai salah satu tugas mandiri pada mata kuliah Biologi Umum.
Dalam kesempatan ini pula,
saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Kedua orang tua
yang telah memberikan bantuan baik moral maupun materiil.
2.
Dra. Hj.
Noorhidayati, M. Si dan Dra. ST. Wahidah Arsyad. M. Pd selaku dosen
pembimbing.
Saya menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah Biologi Umum ini banyak kekurangan, hal ini
disebabkan karena keterbatasan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu
saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Saya
berharap semoga kiranya ini dapat memberikan sumbangan ilmu yang bermanfaat
bagi kita semua.
Banjarmasin, Oktober 2013
Noor Laila
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Metode Penulisan ............................................................................ 2
1.4 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asal-Usul Spesies Menurut Pandangan Sains.................................. 3
2.2 Asal-Usul Spesies Menurut Pandangan Islam.................................. 4
2.3 Teori Evolusi Darwin tentang Asal-Usul Manusia........................... . 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 14
3.2 Saran ............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. . 15
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Diantara
sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu
dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah
masalah tentang asal usul kejadian makhluk hidup. Banyak ahli ilmu pengetahuan
mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal
dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian
mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Hal ini
diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus
dan Meghanthropus.
Di
lain pihak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia
tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang
terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah
manusia pertama.
1.2 Rumusan Masalah
Pada
penyusunan makalah ini, saya mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana asal-usul spesies menurut pandangan sains?
2.
Bagaimana asal-usul spesies menurut pandangan Islam?
3.
Bagaimana asal-usul manusia menurut teori evolusi
Darwin?
4.
Bagaimana asal-usul manusia menurut pandangan Islam?
2.2 Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari peulisan makalah ini sebagai berikut:
1.
Menjelaskan asal-usul
spesies menurut pandangan sains
2.
Menjelaskan asal-usul
spesies menurut pandangan Islam
3.
Menjelaskan asal-usul
manusia menurut teori evolusi Darwin
4.
Menjelaskan asal-usul
manusia menurut pandangan Islam
2.3 Metode Penulisan
Makalah
ini disusun dengan metode kepustakaan, yaitu dengan mengambil materi dari
buku-buku acuan serta internet, yang sumbernya di tulis dengan jelas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal-Usul
Spesies Menurut Pandangan Sains
Kehidupan
dimulai sangat dini dalam sejarah Bumi, dan organisme pertama itu merupakan
nenek moyang bagi keleidoskop keanekaragaman biologis yang kita lihat saat ini.
Organisme yang paling kita kenal adalah organisme makroskopik dan
multiseluler-terutama tumbuhan dan hewan. Namun demikian, pada tiga perempat
awal sejarah evolusi, satu-satunya organisme Bumi adalah organisme mikrosopik
dan uniseluler (bersel tunggal).
Bumi terbentuk sekitar 4,5 miliar
tahun silam, dan kemungkinan kehidupan baru dimulai beberapa ratus juta
tahun kemudian. Para saintis telah
menemukan isotop karbon yang menunjukkan adanya aktivitas metabolisme organisme
dalam batuan yang berumur 3,8 miliar tahun di Greenland.
Seseorang dapat menebak dari stuktur
sel priokariotik yang relatif sederhana (dibandingkan dengan sel eurokariotik)
bahwa organisme yang paling awal ada adalah priokariota, dan catatan fosil yang
ada sekarang mendukung dugaan tersebut. Bukti-bukti kehidupan priokariota
(purba) telah ditemukan pada batuan yang disebut stromatolit (Bahasa Yunani
stroma, “tempat tidur” dan lithos “batu”). Stromatolit adalah kubah
bergaris-garis yang tersusun dari batuan sedimen yang sangat mirip dengan kerak
berlapis-lapis, yang sekarang ini terbentuk pada dasar rawa berair asin dan
beberapa laguna laut hangat oleh koloni bakteri dan sianobakteri. Lapisan itu
adalah endapan yang menempel ke lapisan seperti jelli yang tersusun dari
mikroba dan motil, yang secara terus menerus bermigrasi, keluar dari satu
lapisan sedimen dan kemudian membentuk sebuah lapisan baru lagi di atasnya,
sehingga menghasilkan pola pita berlapis
Meskipun beberapa stromatolit dapat
terbuat dari pengendapan mineral tanpa adanya kehidupan, fosil yang mirip dengan
priokariota berbentuk bola (sferikal) dan berfilamen telah ditemukan pada
stomatolit berumur 3,5 miliar tahun di Afrika bagian Selatan dan Australia
barat. Fosil tersebut saat ini merupakan fosil organisme hidup tertua yang
diketahui. Namun demikian fosil yang terdapat di Australia Barat tampak seperti
organisme fotosintetik, yang mungkin merupakan organisme penghasil oksigen.
Jika demikian halnya, maka mungkin kehidupan telah berkembang jauh sebelum
organisme ini hidup, kemungkinan sekitar 4,0 miliar tahun silam. (Campbell, dkk, 2003: 92)
2.2 Asal-Usul Spesies Menurut Pandangan
Islam
Menurut
pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat Al Anbiya
ayat 30.
أَوَلَمْ يَرَ
الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا
فَفَتَقْنَاهُمَا
وَجَعَلْنَا مِنَ
الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya.dan dari air kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Menurut
ayat di atas dikatakan bahwa langit dan bumi dahulunya merupakan satu kesatuan
yang padu.
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى
السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ
كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ
سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا
السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ
الْعَلِيمِ
“Kemudian Dia
menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya
dan kepada bumi, “ Datanglah kamu keduanya menuruti perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka
hati”
“ Maka
Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya`” (
Fushshilat 11-12)
Surat
ini menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada
bintang-bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di
bumi bagi subjek utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia.
Bumi
sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan menurunkan
air dari langit.
وَمَا أَنْزَلْنَا
عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى
وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“ Dan
Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi sesudah
matinya.”. (QS`An Nahl ; 65).
Pertanyaannya
adalah darimana air ini berasal? Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa
menghasilkan hujan, belum ada langit yang bisa menahan uap air.Maka
satu-satunya kemungkinan asal air adalah dari Arasynya Allah.
وَأَنْزَلْنَا
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الأرْضِ وَإِنَّا عَلَى
ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ
“ Dan
Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu
menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”( QS
Al- Mu’minun ; 18 )
وَجَعَلْنَا
مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ
“ ……….Dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
وَأَنْزَلَ
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّى
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-macam “ ( QS Tha Ha ; 53)
وَاللَّهُ
خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ
"Dan
Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air...(Q.S. An-Nur ;
45)".
Ketiga ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan , tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air
Ketiga ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan , tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air
2.3
Teori Evolusi Darwin tentang Asal-Usul Manusia
Sama
halnya dengan alam semesta, manusia yang sebenarnya bagian dari alam semesta
juga merupakan objek ilmu pengetahuan yang juga merupakan objek yang tetap
actual sepanjang sejarah .Pada abad ke-19 M seorang sarjana Biologi dari
inggris bernama Charles Darwin (1809-1882) telah memusatkan perhatiannya untuk
menjawab pertanyaan darimana sesungguhnya manusia ini berasal. Dalam bukunya
“On the Origin of Species”. Darwin mengemukakan teorinya bahwa makhluk hidup
memiliki kekerabatan antar spesies, dan berevolusi dari satu sel menjadi lebih
tinggi lewat seleksi alam. Dan manusia adalah proses evolusi dari Ramapithecus
(bangsa primata yang hidup sekitar 15.000 tahun yang silam) menjadi
Austrapitechus (bangsa manusia yang hidup sekitar 400 tahun silam).
Walau menggemparkan banyak pihak,
terutama kalangan gereja dan ilmuwan yang berpaham teori kreasi khusus, di abad
ke-19 M Teori Evolusi menyebar luas. Bahkan memunculkan banyak teori lanjutan
dari pengikut Darwinisme yang bermuara pada teori yang dikemukakan Darwin tersebut.
Para ahli paleontology misalnya, mereka membagi evolusi manusia menjadi empat
kelompok berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu :
1.
Tingkat Pra manusia yang fosilnya ditemukan Johanesburg
di Afrika Selatan pada tahun 1924, dinamakan fosil Australopithecus.
2.
Tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo
pada tahun 1891, dinamakan Pithencantropus Erectus.
3.
Manusia Purba
yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah digolongkan genus
yang sama, yaitu homo walaupun spesies yang dan kerabatnya ditemukan di Solo
(Homo Soloensis)
4.
Manusia modern atau Homo Sapiens yang telah pandai
berfikir menggunakn otak dan akalnya.
Para
Darwinis menyatakan bahwa manusia modern yang ada saat ini berevolusi dari
sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi yang diduga ada ini,yang
diperkirakan berawal sejak 4-5 tahun yang lalu, dinyatakan tentang
adanyasejumlah “bentuk transisi” yang menghubungkan antara manusia modern
dengan para nenek moyangnya. Menuruit skenario ahlinya disusun empat
kelompok utama yaitu :
1. Australopithecus 3. Homo Erectus
2. Homo Habilis 4.
Homo Sapien
Kemudian
disusun mata rantai penghubung sebagai berikut Australopithecus > Homo
Habilis > Homo Erectus > Homo Sapien. Dari susunan mata rantai tersebut
evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa masing-masing dari spesies ini adalah nenek moyang bagi
yang lainnya.
Akan tetapi, penemuan terbaru dari para ahli
Paleoanthropologi telah mengungkapkan bahwa Australopithecus, Homo Habilis,
Homo Erectus, Homo Sapien, telah hidup di belahan bumi yang berbeda pada saat
yang sama. Terlebih lagi, sebagian tertentu dari manusia yang dikelompokan
sebagai Homo Erectus pernah hidup hingga masa yang sangat modern.
Keadaan tersebut diatas
menunjukkan ketidak absahan pernyataan bahwa
Mereka adalah nenek moyang bagi yang lain.
Stephen Jay Gould (1976) seorang ahli paleontology dari Harvard University
telah menyatakan adanya kebuntuan teori evolusi, meskipun ia sendiri seorang
evolusionis. Dengan lantang Stephen menyatakan, “apa jadinya dengan tangga
silsilah kita jika terdapat tiga keturunan hominid yang hidup bersamaan
(Africanus, Australopithecus, dan Homo Habilis). Dan tak satupun dari mereka
yang secra jelas menjadi keturunan dari yang lain. Lagi pula tidak satupun dari
ketiganya yang memperlihatkan kecenderungan berevolusi selama hidup mereka
dibumi.
Walhasil,
manusia pada dasarnya tidak akan dapat memahami tentang esensi dirinya secara
meyakinkan. Kebnaran apa yang dipahami sangat bersifat subjektif dan relative tergantung
dari sisi mana ia memandan. Selain
beberapa argument ilmiah dari kalangan penentangan Teori Darwin,
ditinjau dari pendekatan agama, teori ini sama sekali mengabaikan aspek
ruhaniah manusia sebagai makhluk yang punya potensi berketuhanan. Oleh Karena
itu wajar kalau kemudian ada kalangan yang menganalisa bahwa teori Darwin
berkembang untuk kepentinganpenyebaran ideology atheis.
2.4 Asal-Usul
Manusia Menurut Pandangan Islam
Kita sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang enam, maka
sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya literatur
yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ
فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
.... الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ
بِالْغَيْبِ
"Kitab (Al Qur’an) in tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib....."
(QS. Al Baqarah (2) : 2-3)
Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu
berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan
mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur
utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini
sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka
dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan,
diperkirakan, dsb. Jadi sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa
yang mereka nyatakan.
2.4.1 Tahapan
kejadian manusia :
a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah
yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya.
Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi
hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
الَّذِي
أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari
tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk".
(QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan
manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits
Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu
(diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)
b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini
selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah
berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri).
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
سُبْحَنَ
الَّذِئ خَلَقَ اْلَازْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ اْلَاْرضُ وَمِنْ
اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun
dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam
surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ
بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dijelaskan :
"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk
Adam" (HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak
langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah
usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat
semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah
keturunan yang akan meneruskan generasinya.
c) Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua
keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa
kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al
Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan
secara terperinci melalui firman-Nya :
(١٢) وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ
(١٣) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي
قَرَارٍ مَكِينٍ
ثُمَّ
خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا
آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ (١٤) الْخَالِقِينَ
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al
Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits
Rasulullah SAW bersabda :
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan
dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya
(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian
selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama
itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah
beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan)
empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik
(nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi
bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang
organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan
"saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan
manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal
dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di
dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari
pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki)
dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga
mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara
bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al
Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini
sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu
Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan : "Saya takjub pada keakuratan
ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu".
Selain iti beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits
banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui
perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang
terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin
jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya
pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang dihasilkan dari
perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad
ke-19. Tetapi jauh ebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah)
menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan
sifat-sifat dan nasibnya."
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Ø Menurut pandangan sains organisme
yang paling awal ada adalah priokariota
Ø Menurut pandangan Islam semua
jenis hewan, baik burung maupun hewan darat asal-usulnya dari hewan air
Ø
Asal-usul manusia menurut Teori Evolusi, manusia
adalah proses evolusi dari Ramapithecus (bangsa primata yang hidup sekitar
15.000 tahun yang silam) menjadi Austrapitechus (bangsa manusia yang hidup
sekitar 400 tahun silam).
Ø Asal-usul manusia menurut pandangan islam terjadi
dalam tiga tahapan
1) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
2) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
3) Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua
keturunan Adam dan Hawa)
3.2 SARAN
Hendakmya kita sebagai umat muslim selalu menjadikan
al qur’an sebagai acauan kita dalam mempelajari sains, terutama masalah tentang
asal-usul spesies suatu organisme yang begitu banyak menuai pro dan kontra
hingga saat ini. Dengan kita membaca dan mempelajari
AlQur'an secara teliti kita akan
memahami bagaimana pendirian kita
terhadap sains,
kita akan mendapatkan sekumpulan
ayat-ayat yang jelas yang
mengarah kepada masalah-masalah
ilmiah atau sains.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. 1985. Al-Qur’an Al-Karim. Jakarta: Departemen Agama RI
Muhdi, M.Ag. Modul
Pendidikan Agama Islam di PTU
R.H.A. Syairul Alim. 1995. Islam untuk disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi. Jakarta:
Departemen Agama RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar